Bangunan megah di samping gedung utama perkantoran Pemprov Sumbar di Jl Sudirman dibuat melengkung. Rencananya bangunan serupa juga akan didirikan di sayap kiri serta main building di tengah-tengahnya. Hanya karena anggarannya terbatas, baru yang disayap kanan (dilihat dari depan) yang sudah direalisasikan.
Escape Building, begitu nama yang diberikan pada gedung itu. Sementara ini biarlah kita tidak berdebat soal nama, tetapi bangunan yang dirancang untuk perkantoran Pemprov Sumbar juga dimaksudkan untuk tempat penyelematan dan evakuasi sementara apabila terjadi gempa besar yang diikuti tsunami di Kota Padang.
Rabu kemarin, gedung itu bersama sejumlah gedung lainnya yang dibangun dengan dana hibah bantuan gempa BNPB, diresmikan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Republik Indonesia (BNPB-RI) Syamsul Maarif.
Gedung di komplek kantor Gubernur itu boleh dibilang istimewa. Karena ia dirancang khusus dengan konstruksi khusus. Hanya escape building itu dan gedung Dinas Prasjal Tarkim di Padang Baru yang menggunakan konstruksi khusus ini. Harap dicatat pula bahwa kedua gedung itu merupakan gedung ramah gempa berteknologi tinggi pertama di Indonesia.
Bangunan direncanakan dengan ide dari sistem “retrofitting” atau penguatan dasar bangunan gedung-gedung seperti yang telah dilaksanan pada bangunan pelayanan publik antara lain Kantor Walikota dan Kantor Polisi di Kota Toshima. Jepang yang telah menerapkan konstruksi perbaikan bangunan atau retrofitting, dimana struktur dasar dalam tanah digali, kemudian dipotong tiang dasar atau dibuat pondasi baru yang ditambah karet dalam bentuk bulat.
( Sumber foto ilustrasi Wikipedia ) |
“Jika terjadi gempa berkekuatan di atas 8 Skala Richter (SR), bangunan tidak akan begitu terpengaruh karena konstruksi akan mampu mengikuti guncangan gempa karena pondasi dasarnya terlindungi karet. Kota Kobe yang pernah dilanda gempa 7,2 SR pada 15 Januari 1995 ternyata bangunan yang sudah diberi penguatan tidak banyak mengalami kerusakan,” kata Dody Ruswandi yang kini jadi Deputy di BNPB.
( Sumber foto : http://www.bridgestone.com ) |
Bangunan fasilitas umum di Jepang, seperti sekolah, rumah sakit, kantor pemerintahan dan mall sudah memenuhi standar aman gempa.
Secara teknis dapat dijelaskan bahwa gedung ramah gempa itu menggunakan teknologi yang disebut Seismic Base Isolator (SBI). Teknologi yang dipakai pada escape building di Padang ini yang pertama kali diterapkan di Indonesia. Struktur baja dan bantalan karet yang menopang pada bagian bawah fondasi struktur bangunan menjadi inti rancang bangun teknologi tersebut.
(Sumber video ilustrasi : robinsonseismic-youtube channels)
(Sumber video : youtube channels)
Ibarat mobil, maka sistem ini adalah shock breaker yang akan menenangkan konstruksi di atasnya. Jika ada guncangan maka pada kendaraan yang berguncang keras hanya roda dan shock breaker nya saja. Begitu juga dengan bangunan berteknologi SBI ini.
Dengan seismic base isolator, gedung yang dibangun tersebut akan relatif menjadi lebih tahan menghadapi guncangan gempa. Adapun gedung tersebut juga disiapkan sebagai lokasi pengungsian darurat bilamana bencana tsunami terjadi sewaktu-waktu.
Meski tidak ada uraian sejarah oleh panitia saat peresmian tentang bagaimana gedung megah itu bisa dibangun, tetapi semua generasi pascagempa akan mencatat mereka-mereka yang jadi ‘tukang batu biasa’ untuk escape building itu
Slide Konsep Dasar Sistem Pondasi "Based Isolation"
No comments:
Post a Comment