12 karya arsitektur Indonesia ditampilkan pada pameran bertajuk Tropicality Revisited yang berlangsung pada 27 Agustus 2015 – 3 Januari 2016, di Deutsches Architektur Museum, Frankfurt, Jerman. Pameran ini diselenggarakan sebagai rangkaian kegiatan Indonesia sebagai Guest of Honour (GoH) atau Tamu Kehormatan Frankfurt Book Fair 2015 dan diikuti oleh 12 karya arsitek Indonesia.
Ke-12 arsitek tersebut adalah Achmad Tardiyana dengan karya Rumah Baca, Bandung; Adi Purnomo/Mamo Studio, dengan karya Studio Cahaya, Jakarta; Ahmad Djuhara, dengan karya Wisnu Steel House, Bekasi; Andra Martin, dengan karya Andra Martin House, Jakarta; Csutoras and Liando (Laszlo Csutoras dan Melissa Liando), dengan karya Kineforum Misbar, Jakarta; d-associates (Gregorius Supie Yolodi dan Maria Rosantina), dengan karya Tamarind House, Jakarta.
Selain itu, EFF Studio (Effan Adhiwira), dengan karya Almarik Restaurant, GiliTrawangan Lombok; Eko Prawoto Architecture Workshop (Eko Agus Prawoto), dengan karya Eko Prawoto House, Yogyakarta; Studio Akanoma, dengan karya Ciledug Timber House, Ciledug Tangerang; LABO (Deddy Wahyudi), dengan karya House #1 Labo. The Mori, Bandung; Studio TonTon (Antony Liu), dengan karya Ize Hotel, Seminyak Bali; Urbane indonesia (M.Ridwan Kamil, Achmad Tardiyana, Reza Nutjahja, dan Irvan Darwis), dengan karya Masjid Baiturrahman, Kopeng Yogyakarta.
Menurut kurator pameran, Avianti Armand, ke-12 karya tersebut merupakan hasil seleksi dari 80 karya yang masuk ke panitia pemilihan, dengan kriteria penilaian, antara lain, bangunan tersebut hemat energi dan ramah lingkungan. Sebelum pembukaan pameran, para pemenang menyampaikan presentasi tentang karya mereka dihadapan sekitar 100 peserta seminar, di Angewendte Kunst Museum, Frankfurt. Pameran dibuka oleh Dubes Indonesia, Fauzi Bowo, dan Direktur Deutsches Architektur Museums, Peter Cachola Schmal.
Sumber : http://www.kemdikbud.go.id/
No comments:
Post a Comment