Oleh : Gun Faisal
Dosen Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Riau
"Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk" (QS 9:18, At Taubah).
Masjid berarti tempat untuk bersujud. Secara terminologis diartikan sebagai tempat beribadah umat Islam, khususnya dalam menegakkan salat. Masjid sering disebut baitullah (rumah Allah), yaitu bangunan yang didirikan sebagai sarana mengabdi kepada Allah. Sedangkan teknologi secara harfiah berarti keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Masjid dan teknologi merupakan dua hal yang berkaitan, masjid sebagai tempat ibadah, dan teknologi merupakan penunjang dari peribadatan itu sendiri. Kemajuan teknologi yang berkembang pesat tidak dapat dibendung, perubahan-perubahan dan penemuan-penemuan yang terus terjadi memberikan dampak yang cukup besar bagi peradaban manusia.
Contoh sederhana misalnya pengeras suara, dengan teknologi pengeras suara, suara azan yang dikumandangkan di masjid akan terdengar ke seantero kampung. Teknologi yang nyata yang memiliki dampak baik bagi perkembangan yang ada.
Pernah dengar Masjid Salman Institut Teknologi Bandung (ITB)? Masjid Salman ITB merupakan salah satu masjid yang tidak memiliki kolom (tiang) di tengah bangunan. Kenapa tidak berkolom? Apakah masjidnya kuat? Pertanyaan seperti itu muncul. Namun dengan perkembangan teknologi dan material bangunan, kita bisa membuat masjid tanpa kolom. Adapun tujuan tanpa kolom tersebut tidak lain dan tidak bukan untuk kesempurnaan salat berjamaah. Adanya kolom membuat shaf menjadi putus, namun dengan teknologi hal tersebut dapat diatasi.
Dosen Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Riau
"Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk" (QS 9:18, At Taubah).
Masjid berarti tempat untuk bersujud. Secara terminologis diartikan sebagai tempat beribadah umat Islam, khususnya dalam menegakkan salat. Masjid sering disebut baitullah (rumah Allah), yaitu bangunan yang didirikan sebagai sarana mengabdi kepada Allah. Sedangkan teknologi secara harfiah berarti keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Masjid dan teknologi merupakan dua hal yang berkaitan, masjid sebagai tempat ibadah, dan teknologi merupakan penunjang dari peribadatan itu sendiri. Kemajuan teknologi yang berkembang pesat tidak dapat dibendung, perubahan-perubahan dan penemuan-penemuan yang terus terjadi memberikan dampak yang cukup besar bagi peradaban manusia.
Contoh sederhana misalnya pengeras suara, dengan teknologi pengeras suara, suara azan yang dikumandangkan di masjid akan terdengar ke seantero kampung. Teknologi yang nyata yang memiliki dampak baik bagi perkembangan yang ada.
Pernah dengar Masjid Salman Institut Teknologi Bandung (ITB)? Masjid Salman ITB merupakan salah satu masjid yang tidak memiliki kolom (tiang) di tengah bangunan. Kenapa tidak berkolom? Apakah masjidnya kuat? Pertanyaan seperti itu muncul. Namun dengan perkembangan teknologi dan material bangunan, kita bisa membuat masjid tanpa kolom. Adapun tujuan tanpa kolom tersebut tidak lain dan tidak bukan untuk kesempurnaan salat berjamaah. Adanya kolom membuat shaf menjadi putus, namun dengan teknologi hal tersebut dapat diatasi.
|
|
Kenyamanan lain Masjid Nabawi adalah memiliki marmer super mahal yang mampu mengubah suhu panas menjadi dingin.Tidak heran jika pertama kali menginjakkan kaki saat memasuki areal masjid, kaki kita terasa lebih sejuk. Jangan dilihat kemahalan marmer tersebut, tapi lihatlah bagaimana teknologi berperan dalam upaya menunjang kegiatan yang ada. Suhu di Makkah dan Madinah yang pada musim panas bisa mencapai 50 C, yang mana radiasi matahari tersebut akan berpindah ke dalam masjid, sehingga bangunan secara keseluruhan akan menjadi panas. Dengan penggunaan teknologi pendingin lantai, hal itu dapat teratasi.
Lantai Masjid Nabawi juga dilengkapi dengan sistem pendinginan, di mana air dingin diproduksi di sebuah bangunan khusus yang terdiri dari tujuh mesin pendingin raksasa, yang mampu menahan level tekanan panas dan suhu tinggi. Mesin-mesin tersebut mampu mendinginkan ribuan galon air yang bersirkulasi tiap detik. Kemudian udara dialirkan melalui pipa baja ke bagian bawah lantai marmer dan pilar-pilar masjid. Air dingin yang menghadirkan rasa sejuk bagi jamaah dialirkan kembali ke basemen masjid melalui pipa penyalur. Hal inilah yang membuat lantai menjadi dingin, dan para jamaah bisa merasakan kenyamanan saat beribadah meski di bawah terik matahari sekali pun.
Sumber video : https://youtu.be/zafP1IRaCMs
Kemudian ada Masjid Hasan II di Casablanca, Maroko. Masjid yang memiliki minaret paling tinggi di dunia dengan ketinggian 210 meter, di mana teknologi tinggi diaplikasikan di masjid yang megah ini. Teknologi cahaya laser digunakan untuk pencahayaan dan memberikan keindahan pada malam hari. Selain itu, terdapat pemanas lantai untuk mengontrol temperatur ruang masjid ketika suhu dingin.
Dapat kita lihat bagaimana penggunaan teknologi itu mendukung kegiatan manusia di dalamnya untuk beribadah. Teknologi dimanfaatkan untuk memberikan kenyamanan, kekhusukan dalam upaya mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.
Pada masa sekarang teknologi sudah diterapkan hampir di setiap masjid yang ada. Masjid-masjid besar nan megah dengan penggunaan teknologi canggih di dalamnya. Ada masjid dengan kubah yang besar nan indah, dengan kubah berwarna emas, ada masjid dengan minaret-minaret yang tinggi. Namun ada juga masjid yang tidak punya kubah, hanya berbentuk persegi. Pada dasarnya hal tersebut tidak masalah, karena fungi utama masjid sebagai tempat ibadah, tidak melihat bentuk maupun tingkat kebesaran dan kemegahannya.
Ada fenomena menarik yang perlu kita perhatikan belakangan ini. Fungsi masjid pada dasarnya merupakan tempat ibadah, dewasa ini fungi tersebut berkembang. Masjid dengan perkarangan luas, dengan ruang terbuka yang luas. Kita bisa lihat di beberapa tempat, perkarangan masjid yang luas berubah fungsi menjadi lokasi olahraga. Namun yang membuat miris, busana yang dipakai untuk olahraga di halaman masjidnya busana olahraga yang minim, seharusnya mereka yang masuk wilayah ini wajib berbuasana muslim.
Perlu kita sadari, secanggih apapun teknologi, sehebat apapun bangunan masjid, serta semegah apapun masjid tersebut, tetaplah masjid yang ramai jamaahnyalah yang lebih baik. Masjid yang selalu mengumandangkan suara azan, masjid yang melantunkan ayat-ayat Alquran, masjid yang selalu melaksanakan kajian Islam itu lah masjid paling baik. Kita sebagai makhluk, sudah seharusnya meramaikan masjid, jadilah generasi masjid, para remaja masjid, yang selalu meramaikan masjid dengan ibadah, bukan sebaliknya. Jadi dapat kita pahami, teknologi merupakan pendukung dari fungsi masjid itu sendiri.
[ riaupos.co ]
No comments:
Post a Comment